top of page

Pertama kali naik pesawat = pertama kali menulis artikel ilmiah

Bila di analisis dari judulnya saja sebenarnya tidak nyambung. Namun tunggu dulu..........., pasti ada kaitannya. Cerita ini berawal saat penulis pertama kali ke Kalimantan Timur dengan tujuan utama Bontang. Tentu, bukan sekedar jalan-jalan namun memberikan pelatihan kepada guru-guru di yayasan muslim milik PKT Bontang. Memang waktu itu merupakan pengalaman pertama ke pulau Kalimantan dan tentunya naik pesawat. Meski bukanlah pertama kali naik pesawat, lebih tepatnya adalah yang kedua setelah Surabaya-Denpasar saat menjelang kelulusan S2 namun pertama kali naik pesawat turbo jet.

Kembali ke cerita Bontang, pesawat kami berangkat dari Juanda international airport di pagi buta. Dengan ditemani salah seorang dosen biologi UNESA dan instruktur ternama KPI (Konsorsium Pendidikan Islam, saat itu), bersiaplah kami untuk boarding. Di dalam pesawat, teman dari KPI bertanya, pak Nadi sudah berapa kali naik pesawat? Kok kelihatannya asing ya...(maklum mungkin seperti orang desa pertama naik pesawat). Saya jawab, ini yang kedua ustadz, hanya saja dulu pesawat baling-baling (ATR maksudnya) dan sekarang turbo jet, hehehe. Dia lantas, berkomentar: Saya dulu juga demikian, namun setelah naik pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya....akhirnya hampir tiap minggu ada tugas melatih terutama di luar jawa. Dan sudah barang otomatis, sudah menjadi kebutuhan primer. Saya komentari: oh....begitu ya!..........

Itu tadi cerita sekitar 10 tahun yang lalu.

Dan kini, kenangan itu masih membekas, tatkala sedang fokus nulis artikel dan disertasi, teringat akan percakapan tersebut. Memang, sebuah keharusan bagi seorang PhD candidate untuk presentasi artikel di international conference dan publish beberapa artikel sebagai syarat kelulusannya. Tidak heran, jika saya sendiri juga merasakan bahwa perasaan, mood, emosi naik turun seperti halnya gelombang sinusoidal berhadapan dengan berbagai persyaratan lulus tadi. Kemarin siang, melalui acara sederhana, sambil lunch bersama, dalam rangka pelepasan senior kita yang sudah lulus dan meraih PhD nya di NDHU dalam bidang materials science and engineering, kami saling bertukar pikiran, ide mapun pengalaman. Suka, duka, tangis, dan tertawa kita selama ini, kita bagikan, kita share.

Saya sangat salut kepada Sang DOKTOR kita ini. Betapa tidak, beliau berhasil publish lebih dari 5 artikel di jurnal SCI (Science Citation Index) dengan impact factor yang cukup wah...dan perlu digaris bawahi, dan levelnya jauh di atas ambang yang ditentukan Negara kita INDONESIA (SCOPUS Q3). Jurnal beliau semuanya di Q1 alias yang berwarna hijau jikalau dicek di SCIMAGOJR. Bahkan masih punya beberapa tabungan artikel lainnya baik yg under review, mau submit, maupun raw data untuk ditindaklanjuti di Indonesia.

Namun, dari ceritanya, semuanya bermula dari bawah...dari yang pertama, selanjutnya dari yang kedua, dan seterusnya.....dari pasif dan bertahap menjadi aktif, dari A berangsur angsur sampai Z, dari bahasa inggris yang terbatas sampai tulisan imiah yang luar biasa. Satu poin yang penting adalah setelah berhasil menulis artikel yang pertama untuk selanjutnya inshaallah yang kedua, ketiga, dan seterusnya. Sama dengan analogi naik pesawat di atas, pertama, kedua, ketiga, dan akhirnya terbiasa. Lantas apa yang bias direnungkan disini?

Sesuatu itu jika diniati untuk dikerjakan dengan ikhlas inshaallah akan dimudahkan oleh ALLAH. Segala pekerjaan berat jika diselesaikan secara bertahap pada akhirnya akan selesai juga. Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin, jika Allah berkehendak. Dan sukses itu di awali dari langkah pertama.

Edisi winter vacation, 2017


Featured Review
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Tag Cloud
No tags yet.
bottom of page